Malam semakin larut, nyanyian jangkrik seakan meramaikan suasana malam ini. Cahaya sang dewi malam memancarkan keindahan, sungguh Tuhan begitu mencinIsabel umatnya, kuasa-Nya nyata dalam diri manusia.
Indahnya malam ini tak seindah hati Isabel. Ia seorang gadis belia, berparasnya cantik dan berambut panjang. Isabel adalah seorang gadis desa yang menawan dan mungkin ia adalah bunga desa itu. Isabel dilahirkan dan tumbuh menjadi seorang anak gadis di sebuah desa kecil. Isabel hanya menamatkan pendidikan dibangku Sekolah Menengah Atas. Baginya bisa tamat SMA hanyalah sekedar angan yang sulit tercapai. Ia tidak bisa menyelesaikan pendidikan SMA sebagai seorang yatim piatu. Kedua orang tuanya telah meninggal sejak iamasih berada dibangku kelas dua SMA.
Sebagai gadis sebatang kara Isabel harus bisa berjuang untuk hidupnya sendiri. Ia harus bisa hidup mandiri dan selalu sabar dalam setiap persolan yang setiap harinya selalu menyapa dirinya. Setelah menamatkan pendidikanya di Sekolah Menengah Pertama, Isabel mendapat tawaran pekerjaan sebagai karyawan Kantor Desa di kampungnya. Kesempatan itu tidak ia sia-siakan. Meskipun honor pekerjaan tidak bisa mencukupi kebutuhan hidupnya, ia tetap berrsyukur karena baginya pekerjaan ini adalah sebuah anugerah Tuhan.
Selain bekerja sebagai seorang pagawai Desa, Isabel juga memberi dirinya bagi gereja. Ia menjadi seorang koster cantik dan bisa dibilang koster termuda yang ada di Paroki mereka. Bagi Isabel menjadi seorang Koster Muda adalah bentuk ucapan terimah kasihnya atas semua nikmat Tuhan dalam dirinya. Setengah hari Isabel habiskanya di gereja. Semua pekerjaan ini sangat dinikmati Isabel, tak sedikitpun ia mengeluh akan tugas-tugasnya baik di kantor maupun di gereja. Semua dijalaninya sebagai sebuah PANGGILAN HIDUP.
Hari berganti hari namun Isabel tetap menjadi seorang gadis desa yang selalu siap mengabdikan dirnya untuk desa dan gerejanya. Sampai suatu ketika datang seorang pria tampan dari kota. Pria itu adalah seorang mahasiswa yang sedang melakukan penelitian dan kebetulan tempat yang dijadikan sampel penelitianya adalah di desa tempat tinggal Isabel. Siang itu matahari begitu panasnya dan sang pemuda kota itu berjalan menuju ke Kantor Desa untuk melaporkan diri sebagai seorang tamu. Kebetulan hari itu jadwal Isabel menjaga meja piket. Sang pemuda itu begitu santunya menyalami Isabel di meja piket dan mulai melaporkan dirinya. Dan si tampan itu bernama Ishak Mumhamad.
Setelah selesai melaporkan dirinya Ishak diantar Isabel ke ruangan Kepala Desa. Setelah semua urusannya selesai Ishak diantar ke tempat penginapannya yang mana tidak jauh dari rumah Isabel. Ini berarti untuk enam bulan kedepan Isabel dan Ishak bertetangga. Hari berlalu begitu cepatnya dan tanpa disadari sudah hampir sebulan Ishak berada di desa Isabel. Setiap sore Ishak melihat Isabel yang begitu sibuknya dengan urusan-urusan di gereja, mulai dari membersihkan gereja sampai mempersiapkan semua peralatan misa lainnya, dan tanpa disadari Isabel selama ini Ishak secara diam-diam memperhatikan aktifitas Isabel. Disitulah awal ketertarikan Ishak sang pemuda kota dengan Isabel si koster cantik itu. Ishak yang muslim memberikan perhatian khusus kepada Isabel. Dengan berbagai basa-basinya Ishak mencoba melakukan pendekatan dengan Isabel si koster cantik itu. Ishak sangat terkesan dengan kemandirian Isabel dengan segala keanggunanannya. Sejenak Ishak berfikir untuk memiliki Isabel untuk dijadikan tambatan hatinya, sejak hari itu segala usaha pedekatan atau PDKT dilakukan oleh Ishak. Semua yang dilakukan Ishak membuat Isabel tersipu malu layaknya gadis-gadis lain yang sedang dimabuk cinta dan kasmaran. Untuk pertama kalinya Isabel mendapat perhatian dari lawan jenisnya dan hal itu sungguh membuat hati si koster cantik ini berdegup begitu kencangnya ketika bertatapan atau mendengar suara Ishak.
Hari berlalu begitu cepatnya, begitu juga dengan kisah Isabel si koster cantik itu dengan Ishak si pemuda kota tersbut. Bisa dibilang bahwa hubungan kedua remaja ini tidak lagi hanya sebatas tetangga tetapi ada hubungan lain yangg lebih dekat dan intim. Mereka saling mencintai satu sama lain. Cinta yang mempersatukan ke dua insan ini, cinta juga yang membuat kedua remaja ini dimabuk cinta hingga sebesar apapun perbedaan antara keduanya sama sekali tidak menghalanginya. Ishak sangat memahami Isabel dengan segala kesibukannya di kantor desa dan di gereja. Ishak sadar bahwa wanita yang dicintainya itu adalah seorang pejuang dan pekerja keras. Dirinya tak bisa membatasi Isabel untuk egonya semata.
Setelah empat bulan berlalu hubungan mereka semakin hari semakin intim. Di tengah hangatnya hubungan mereka, Ishak harus kembali ke kota untuk melanjutkan studinya. Kondisi ini membuat Isabel menjadi dilema. Apakah mungkin seorang gadis desa yang kesehariannya hanya sebagai Seorang Pelayan Tuhan, seorang koster bisa menjadi pendamping hidup seorang pemuda yang berpendidikan S2? Sungguh terbentang perbedaan yang begitu besar antara keduanya. Pertanyaan ini sering terlintas dibenak Isabel si koster cantik itu. Isabel selalu melontarkan pertanyaan itu kepada Ishak, apakah kelak mereka akan bisa hidup bersama? Sedangkan ada begitu banyak perbedaan diantara mereka mulai dari keyakinanan, kelas ekonomi sampai pada tingkat pendidikan. Namun, setiap kali pertanyaan itu dilontarkan Isabel, Isahk selalu saja mampu meyakinan Isabel bahwa semua persoalan itu tidak menjadi tolak ukur bagi dirinya untuk mencintai Isabel dan memilikinya.
Cinta mampu mengubah segalanya, mungkin itu kalimat yang tepat untuk Isabel dan Ishak karena saat ini mereka lagi asyik-asyiknya dibuai asamara yang tengah membuat mereka hanyut didalam permainan cinta. Cinta juga telah membuat mereka melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan dan mungkin sangat dilarang agama apalagi ajaran agama Isabel. Tapi apa boleh dikata semuanya telah terjadi dan kini apa yang menjadi penyesalan Isabel tidak akan merubah keadaan dan situasinya. Isabel begitu menyesali semuanya karena hal yang menjadi kehormatannya telah ia berikan kepada Ishak sebagai pembuktian cinta. Namun bagi Ishak adalah sebuah kebahagian karena wanita yang beberapa bulan ini menjadi tambatan hatinya telah membuktikan seberapa besar cintanya untuk dirinya. Dan kini sudah waktunya mereka harus berpisah Ishak telah menyelesaikan studi penelitiannya dan terpaksa dia harus kembali kota untuk melanjutkan studinya. Tangisan Isabel memecah keheningan malam itu, malam dimana Ishak berpamitan dengan dirinya. Kenapa setelah semua pembuktian cinta itu waktu begitu cepat memisahkan mereka, waktu seperti tidak berpihak kepada cinta mereka. Isabel takut jika kelak terjadi hal-hal yang tidak dinginkannya, apa yang harus ia lakukan? Namun Ishak begitu tenangnya meyakinkan Isabel bahwa kelak tidak akan terjadi hal-hal yang dipikirkan dan takuti Isabel. Malam itu terasa begitu cepat berlalu dan tanpa mereka sadari hari sudah pagi dan itu berarti Ishak harus segera meninggalkan Isabel. Setelah selesai berpamitan dengan Isabel dan warga desa, Ishak segera kembali kota kota untuk melanjutkan perjalanannya. Lambaian tangan dan isak tanggis Isabel mengiringi kepergian Ishak sang kekasih hati. Waktu terus berlalu dan dan kini sudah sebulan berlalu setelah kepergian Ishak. Namun Ishak belum sekalipun menghubungi Isabel, tapi hal itu tidak membuat Isabel untuk berfikir negatif terhadap cinta mereka. Isabel tetap meyakini semua janji Ishak bahwa dia akan kembali untuk menjemput dirinya.
Hari berganti hari, sudah tiga bulan kepergian Ishak sedangkan kini Isabel mulai merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya sesuatu yang tidak biasanya. Matanya berkunang-kunang, sering pusing, lemas dan tidak jarang pula Isabel merasa mual-mual. Segala aktifitasnya baik di kantor desa dan di gereja menjadi terhambat karena kondisi yang sedang dialaminya. Dia sering sekali merasakan hal itu bahkan setiap harinya. Kondisi ini sangat membuat Isabel gelisa, dan akhirnya Isabel memutuskan untuk ke klinik. Dan ternyata sesuatu yang diluar dugaan Isabel terjadi. Saat Isabel mendengar ucapan bidan bahwa sekarang Isabel positif tengah mengandung, saat itu Isabel duduk membungkam seribu bahasa dan kaki serta tanganya begitu gemetar sembari memegang hasil pemeriksaannya. Entah perasaan apa yang tengah dirasakan Isabel, tetapi sangat jelas ekspresi wajahnya seolah-olah tidak senang serta kaget mendengar berita itu. Dengan perasaan sedih, stres dan begitu frustasinya, Isabel berjalan meninggalkan klinik tersebut. Hancur teramat hancur saat itu tapi ini kenyataannya bahwa Isabel kini telah mengandung buah dari pembuktian cintanya kepada Isahak malam itu.
Malam itu adalah malam yang begitu gelap bagi Isabel si koster cantik itu, apa yang sedang menimpa dirinya adalah sebuah kesalahan, entah dengan cara apakah Isabel harus melalui hari-hari selanjutnya. Bagaimana mungkin dirinya melakukan hal yang dilarang Tuhan? Apa yang harus Isabel jelaskan ketika berbagai pertanyaan dilontarkan warga desa berkaitan dengan perutnya yang mulai membesar? Apakah mungkin dia bisa menghubungi Ishak dan meminta pertangung-jawaban dari Ishak? Begitu banyak pertanyaan yang terlintas dalam pikirannya malam itu. Air mata Isabel mengalir membasahi ke dua pipi indanya sungguh sangat menyakitkan. Akhrinya Isabel berhasil mendapatkan nomor telepon Ishak dan hari itu Isabel mencoba menghubungi Ishak dan besar harapannya kalau Ishak akan menerimanya dan bertangung jawab atas bayi yang sedang dikandungnya. Namun semua terjadi di luar harapan Isabel. Ketika Isabel menelpon Ishak, terdengar suara wanita yang mengangkat telepon Isabel. Tangannya mulai gemetar, jatungnya mulai berdegub kencang. Telepon yang tadinya ada dalam genggamannya seketika lepas dari tangannya. Ternyata, wanita yang berada dibalik telepon itu adalah istrinya Ishak. Demikian jawab wanita itu seraya mengatakan bahwa Ishaknya sedang tidak ada di rumah. Isabel lemas seketika dan apa yang harus dilakukan sekarang kalau ternyata selama ini Ishak telah menipu dirinya. Ternyata Ishak adalah suami orang dan begitu bodoh dan lemahnya dirinya sehingga mempercayai semua rayuan manis Ishak.
Kini hari-hari Isabel hanya diwarnai butiran-butiran air mata, dia bukan lagi gadis desa yang lugu dan si koster yang polos tapi dia kini merasa dirinya begitu hina dan rendah karena telah menjalin cinta dengan suami orang dan kini tengah mengandung anak dari sebuah cinta terlarang. Anak yang akan dilahirkan itu adalah buah dari hubungan haram. Dan bagaimana cara Isabel ketika berhadapan dengan warga desa. Apa yang akan mereka katakan tentang dirinya dan pasti mereka akan memecatnya seketika dan mungkin mereka juga akan melarangnya untuk menjadi seorang koster karena dia begitu kotornya dan rendahnya saat ini. Begitu banyak hal dikhawatirkan si Isabel.
Dan tiba-tiba saja handphone Isabel berbunyi dan ternyata yang menelponnya adalah Ishak. Sekarang Isabel harus bisa memberanikan dirinya untuk mengatakan hal ini kepada Ishak, karena tidak mungkin dia harus merahasiakan hal ini. Ishak begitu terkejut ketika mendengar berita kemahilan Isabel. Dan apa jawaban Ishak, dia hanya bisa meminta maaf atas apa yang dialami Isabel sekarang dan lebih menyakitkan lagi adalah ketika dengan mudanya Ishak mengatakan kepada Isabel bahwa sebenarnya dia sudah mempunyai seorang istri dan seorang anak jadi untuk menikahi dirinya sangat tidak mungkin dan cinta mereka selama enam bulan itu hanya sebuah rasa kekosongan belaka. Tidak ada rasa cinta darinya untuk Isabel dan Ishak justru menyuruh Isabel untuk menggugurkan kandungannya itu. Sakit teramat sakit semua ucapan Ishak tersebut seperti sebilah pisau yang tengah menyayat hatinya Isabel. Namun semua kenyataan pahit itu telah terjadi dan kini Isabel tak bisa mengelak dari kenyataan itu.
Malam menjadi begitu gelapnya meskipun malam itu ada purnama yang begitu indahnya dan banyak bintang yang begitu terang cahayanya. Namun bagi Isabel semuanya terasa begitu gelap, segelap kenyataan pahit yang tengah dialaminya. Dengan langkah yang begitu tertatih Isabel berjalan menyusuri lorong gereja tanpa disadarinya sekarang dia berada tepat didepan pintu gereja. Seketika Isabel membuka pintu gereja dan dengan langkah yang tak pasti Isabel berjalan terus menuju altar suci. Seketika itu Isabel berlutut tak berdaya dibawah altar itu sambil mengatupkan kedua tangannya dan menengadah ke atas Salib besar di depan matanya, dan tanpa terasa air matanya mengalir begitu saja membasahi kedua pipinya dan dengan suara yang keras Isabel berdoa sambil menangis.
Tuhan Yesus Ku Katupkan Ke-Dua Tanganku
Ku Sadari Bahwa Saat Ini Aku Tak Pantas Menyebut Dan Memanggil Namamu
Ku Tahu Tuhan Aku Bahkan Merasa Tak Layak Bersimpuh Dihadapunmu, Aku Begitu Rendahnya Sampai Aku Melakukan Hal Yang Kau Larang, Aku Melanggarnya Tuhan. Jika Mungkin Ini Aku Mohon Tuhan Berikanlah Ku Kesempatan Ke-Dua Untuk Menjadi Muridmu, Untuk Menjadi Cintamu, Untuk Menjadi Sahabatmu, Untuk Menjadi Kekasih Jiwamu. Dan Aku Merasa Begitu Rendahnya, Begitu Kotornya Bahkan Aku Tak Berhak Memanggil Namamu.
Tuhan….
Aku Rapuh, Aku Lemah Dan Ternyata Keinginan Daging Telah Menjadi Pengusa Atas Diriku.
Aku Lupa Ternyata Roh Itu Selalu Ada Dan Selalu Lebih Kuat Dari Apapun.
Tuhan……
Aku Telah Dikalahkan Oleh Keinganan Daging Dan Kini Aku Menerima Semua Akibatnya.
Tapi ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Tuhan Aku Tahu Engkau Tak Pernah Membiarkan Ku Menangis Sendirian
Engkau Selalu Menjadikanku Lebih Indah Dari Apapun
Engkau Selalu Merangkulku
Engkau Juga Menjadikanku Wanita Yang Kuat.
Tuhan ….
Ini Salibku
Seberat Apapun
Sepahit Apapun
Segelap Appun
Aku Tetap Mencinisabelnya
Ini Cintaku Tuhan,
Karena Cintaku Maka Aku Siap Menerima Semua Salib Ini.
Aku Tak Memohon Untuk Menghilangkan Salib Ini
Tapi Aku Memohon Berilah Aku Kekuatan, Kebijaksanaan Dan Kedewasan Dalam Memikul Salibku Ini.
Hingga Waktu Itu Tiba
Biarkan Semuanya Menjadi Indah Tuhan
Jika Nanti Dalam Perjalanan Kedepannya Ada Duri-Duri Yang Begitu Tajamnya Menusukku Maka Tuhan Aku Tak Ingin Menghindari Duri Itu Tapi Yang Kupinta Tuhan, Biarkan Duri Itu Menusukku Dengan Caramu Tuhan.
Karena Suka Cita Selalu Didahului Oelh Sebuah Duka Cita.
Setelah menyampaikan semua isi hatinya dalam doa, Isabel merasa begitu legahnya dan seolah-olah ada kekuatan yang diperolehnya. Sekarang Isabel telah siap memikul Salibnya. Dan bagi Isabel ini adalah CINTANYA DAN KARENA CINTANYA MAKA DIA SIAP MEMIKUL SALIBNYA. Semenjak malam itu Isabel siap menjalankan hidupnya dengan semua kekuatan yang dimilikinya. Dia menerima semua hinaan, celaan dan cacian warga desanya dengan cinta yang begitu besar. Satu hal yang mengajarkan Isabel bahwa ternyata seorang asing itu tidak boleh dengan begitu mudanya kita mempercayainya dan tidak ada cinta yang hadir dalam sekejap. Kini Isabel tak lagi mempercayai “CINTA PADA PANDANGAN PERTAMA” bagi Isabel cinta pada pandangan pertama hanya akan menyisahkan luka, akan tetapi cinta yang melalui sebuah proseslah cinta yang akan berakhir dengan kemenangan hati. Isabel kini memiliki cinta sejatinya yaitu anaknya dan mungkin anaknya adalah hadiah terindah dari Tuhan untuk dirinya. Bagi Isabel salib adalah sebuah bukti cinta Tuhan dalam hidupnya, salib bukan untuk dihindari tetapi untuk dialami dan dipikul dengan penuh cinta. Kini Isabel mampu memahami arti SALIB DAN CINTA. Buah hatinya adalah CINTA SEKALIGUS SALIB BAGI DIRINYA, NAMUN ISABEL TAHU BAHWA CINTA ITULAH YANG TELAH MENYALIBKANNYA. NAMUN SEMUA SALIB DAN DURI-DURI KEHIDUPAN ITU DI BIARKAN HADIR DI DALAM HIDUPNYA DAN DIBIARKAN MEREKA MEMILIKI TEMPAT KHUSUS DIHATINYA DAN PADA AKIRNYA SEMUANYA BERBUAH MANIS DAN INDAH.
zhusana niren kelen